# # # # #

Jumat, 20 Januari 2012

Contoh Abstrak

Berikut ini contoh abstrak yang diperoleh panitia melalui link berikut: http://sahabat-amrin.blogspot.com/2011/08/contoh-contoh-penulisan-abstrak-dalam.html

Abstrak

Shalat adalah salah satu rukun Islam yang wajib dikerjakan oleh murid, namun tidak semua murid mengerjakan shalat. Apabila murid mengaji di balai-balai pangajian/ dayah di malam hari, mereka sering mengerjakan shalat Magrib dan Isya secara berjamaah. Sebaliknya, ketika murid tidak mengaji di siang hari, mereka sering meninggalkan shalat Dhuhur dan Ashar. Dalam penelitian ini peneliti mencoba meneliti tentang pelaksanaan shalat murid SDN 8 Simpang Keuramat – Aceh Utara. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui shalat apa yang sering dikerjakan dan ditinggalkan oleh murid SDN 8 Simpang Keuramat, kenapa murid SDN 8 Simpang Keuramat mengerjakan dan meninggalkan shalat, dan upaya apa saja yang dapat dilakukan guru dalam pembinaann shalat murid SDN 8 Simpang Keuramat. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh murid SDN 8 Simpang Keuramat yang berjumlah 130 orang dan guru 15 orang. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah murid kelas VI yang berjumlah 20 orang dan 2 orang guru, yaitu seorang guru bidang studi Pendidikan Agama yang mengajar di kelas VI dan seorang guru wali kelas VI. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan shalat murid SDN 8 Simpang Keuramat belum sempurna. Hal ini dapat dilihat dari semua shalat yang dikerjakan murid. Tidak ada seorang muridpun yang selalu mengerjakan semua shalat, dan tidak ada satu shalatpun yang selalu dikerjakan oleh semua murid. Adapun shalat yang sering dikerjakan murid adalah shalat Magrib dan Isya, dan shalat yang sering ditinggalkan murid adalah shalat Dhuhur, Ashar dan Subuh. Faktor penyebab murid SDN 8 Simpang Keuramat mengerjakan shalat adalah karena adanya bimbingan orang tua dan ustaz-ustaz yang mengajar di balai - balai pengajian/dayah. Adapun faktor penyebab murid SDN 8 Simpang Keuramat meninggalkan shalat adalah karena bermain, malas dan terlambat bangun pagi. Upaya yang dilakukan guru dalam pembinaan shalat murid selama ini belum maksimal, mereka hanya sebatas menyuruh murid mengerjakan dan melarang meninggalkan shalat, tanpa disertai dengan upaya-upaya yang lain.

Rabu, 18 Januari 2012

Tanda Petik Tunggal ('...')

 1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh:
  • Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?"
  • "Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang', dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Pak Hamdan.
2. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Contoh: feed-back 'balikan'

Sumber: Wikipedia


Penggunaan Tanda Petik ("...")

1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh:
  • "Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"
  • Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia."
2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh:
  • Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
  • Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi di SMA" diterbitkan dalam Tempo.
  • Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman 5 buku itu.
3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh:
  • Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
  • Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama "cutbrai".
4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Contoh: Kata Tono, "Saya juga minta satu."
5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Contoh:
  • Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam".
  • Bang Komar sering disebut "pahlawan"; ia sendiri tidak tahu sebabnya.

Sumber: Wikipedia

Penggunaan Tanda Kurung ((...))

1. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.
Contoh: Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudian dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala.
2. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Contoh:
  • Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada) membentuk sistem satelit domestik di Indonesia.
  • Pertumbuhan penjualan tahun ini (lihat Tabel 9) menunjukkan adanya perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.
3. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh:
  • Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a)
  • Pembalap itu berasal dari (kota) Medan.
4. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh: Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat, dan (c) promosi.
Hindari penggunaan dua pasang atau lebih tanda kurung yang berturut-turut. Ganti tanda kurung dengan koma, atau tulis ulang kalimatnya.
Contoh:
  • Tidak tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) (dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv) merupakan seorang pemimpin Ukraina.
  • Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919), dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv, merupakan seorang pemimpin Ukraina.
  • Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) merupakan seorang pemimpin Ukraina. Dia juga dikenal sebagai Matviy Hryhoriyiv.

Sumber: Wikipedia

Penggunaan Tanda Hubung (-)

1. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
Tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
2. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contoh:
  • p-e-n-g-u-r-u-s
  • 8-4-1973
3. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
Bandingkan:
  • ber-evolusi dengan be-revolusi
  • dua puluh lima-ribuan (20×5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1×25000).
  • Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah
4. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, (d) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan rangkap.
Contoh:
  • se-Indonesia
  • hadiah ke-2
  • tahun 50-an
  • ber-SMA
  • KTP-nya nomor 11111
  • sinar-X
  • Menteri-Sekretaris Negara
5. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh:
  • di-charter
  • pen-tackle-an

Sumber: Wikipedia

Penggunaan Tanda Titik Dua (:)

1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh:
  • Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
  • Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh:
Ketua                  : Borgx
Wakil Ketua         : Hayabuse
Sekretaris            : Ivan Lanin
Wakil Sekretaris   : Irwan Gatot
Bendahara           : Rinto Jiang
Wakil bendahara  : Rex
3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
Rex    : "Siap, Boss!"
4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
5. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding).
Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.
6. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.



Sumber: Wikipedia

Penggunaan Tanda Baca 'Koma'

1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi.
Contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan.
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti,tetapi, dan melainkan.
Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
3a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
  • Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
  • Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
3b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itujadilagi pulameskipun begituakan tetapi.
Contoh:
  • Oleh karena itu, kamu harus datang.
  • Jadi, saya tidak jadi datang.
5. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
contoh:
  • O, begitu.
  • Wah, bukan main.
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".
7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh:
  • Medan, 18 Juni 1984
  • Medan, Indonesia.
8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.
9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
contoh: Rinto Jiang, S.E.
11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh:
  • 33,5 m
  • Rp10,50
12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
13. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.

Sumber: Wikipedia

Penggunaan Tanda Baca 'Titik'

1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh: Saya suka makan nasi.
Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan.
2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh:
  • Irwan S. Gatot
  • George W. Bush
Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh: Anthony Tumiwa
3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
  • Dr. (doktor)
  • S.E. (sarjana ekonomi)
  • Kol. (kolonel)
  • Bpk. (bapak)
4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh:
  • dll. (dan lain-lain)
  • dsb. (dan sebagainya)
  • tgl. (tanggal)
  • hlm. (halaman)
5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Contoh:
  • Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
  • 0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.
7. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh:
  • Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
  • Nomor Giro 033983 telah saya berikan kepada Mamat.
8. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi maupun di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh:
  • DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
  • SMA (Sekolah Menengah Atas)
  • PT (Perseroan Terbatas)
  • WHO (World Health Organization)
  • UUD (Undang-Undang Dasar)
  • SIM (Surat Izin Mengemudi)
  • Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
  • rapim (rapat pimpinan)
9. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
contoh:
  • Cu (tembaga)
  • 52 cm
  • l (liter)
  • Rp350,00
10. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
contoh:
  • Latar Belakang Pembentukan
  • Sistem Acara
  • Lihat Pula

Sumber: Wikipedia

Minggu, 15 Januari 2012

Kaidah Penerjemahan

Pada tulisan yang lalu, telah kami kemukakan beberapa tips atau langkah-langkah menerjemah yang baik. Maka kali ini, kami akan memaparkan sekelumit kaidah-kaidah dalam menerjemah :
Pertama : Kuasai bahasa asal (yang ingin diterjemahkan) dengan baik.
Kedua : Kuasai bahasa sasaran dengan lebih baik.
Ketiga : Kuasai disiplin ilmu terkait dengan baik.
Keempat : Menerjemahkan berarti memindahkan makna dan jiwa suatu tulisan dari bahasa asal ke bahasa sasaran, dan bukan sekedar mengalihbahasakan.
Kelima : Ubah dari MD ke DM
Bahasa Arab cenderung menggunakan pola MD(menerangkan dan diterangkan). Dalam kata lain, mendahulukan predikat atau keterangan sebelum subjeknya. Sedangkan Bahasa Indonesia menggunakan pola sebaliknya(DM).
Keenam : Ubah susunan kalimat menjadi S-P-O-K sebisa mungkin.
Bahasa Arab bersifat luwes dan tidak begitu memperhatikan posisi subjek, predikat, objek, dan keterangan. Lain halnya dengan Bahasa Indonesia yang sangat memperhatikan hal tersebut. Hal ini sangatlah dibutuhkan untuk menyelaraskan bahasa penulis kedalam bentuk terjemahan sehingga enak dibaca dan mudah dipahami.
Ketujuh : Terjemahan harus sesuai maksud yang mengucapkan dan konteksnya.
Kedelapan : Pergunakan catatan kaki.
Catatan kaki perlu digunakan, dalam artian harus dengan jumlah dan cara yang proporsional. Catatan kaki dibutuhkan untuk menjelaskan makna suatu kata yang tidak ada padanan kata yang sesuai dalam bahasa sasaran, dan terlalu panjang untuk dijelaskan pada inti kalimat. Catatan kaki adalah tempat baik untuk menukil takhrij hadits dan syarahnya yang singkat. Catatan kaki jangan lebih panjang dari nash induknya, karena akan melelahkan pembaca dan mengacaukan konsentrasi terhadap pokok bahasan.

Sumber : Panduan Menerjemahkan Arab-Indonesia.
Oleh Ust. Sufyan F Baswedan, Lc.

Contoh Terjemahan

Untuk memberi gambaran umum mengenai hasil terjemahan yang bagus, panitia menyediakan contoh terjemahan tahun lalu. Pada perlombaan terjemah tahun lalu, saudara kita Rahman Hakim meraih juara pertama judul "Untaian Nasehat Untuk Sang Sahahat". Karya tersebut merupakan hasil terjemahan dari buku: Ø±Ø³Ø§Ù„Ø© ابن القيم إلى أحد أصدقائه

Buku yang diterjemahkan bisa didownload di sini.
Adapun hasil terjemahan bisa didownload di sini.

Jumat, 13 Januari 2012

Kalimat Majemuk

Dalam menulis sebuah karangan, kita tidak akan pernah lepas dari kalimat majemuk. Kalimat majemuk bisa diartikan sebagai kalimat yang terdiri atas beberapa pola kalimat. Terkadang kita bisa mendapatkan subjek yang berbeda, predikat yang berbeda, objek yang berbeda dalam satu kalimat majemuk.


Contohnya: Meskipun udara dingin menyelimuti kota Madinah, mahasiswa Universitas Islam Madinah bersemangat mengikuti pertandingan sepak bola.
Kalimat di atas terdiri dari dua kalimat, yaitu:
1. Udara dingin menyelimuti kota Madinah.
2. mahasiswa Universitas Islam Madinah bersemangat mengikuti pertandingan sepak bola.

Kita bisa lihat kedua kalimat tersebut memiliki subjek, predikat dan objek yang berbeda. Untuk menggabungkan dua kalimat tersebut kita membutuhkan kata penghubung meskipun. Untuk mengetahui unsur - unsur kalimat di atas, lihatlah penjelasan di bawan ini:
meskipun: kata penghubung
udara dingin: subjek 1
menyelimuti: predikat 1
kota Madinah: objek 1
mahasiswa Universitas Islam Madinah: subjek 2 
bersemangat: keterangan
mengikuti: predikat 2
pertandingan sepak bola: objek 2

Kamis, 12 Januari 2012

Menyusun Sebuah Kalimat

Biasanya sebuah kalimat terdiri dari 2 sampai 4 unsur, yaitu:
1. Subjek, disingkat S
2. Predikat, disingkat P
3. Objek, disingkat O
4. Keterangan, disingkat K


Contoh: Kelompok 1A memenangkan pertandingan sepak bola tadi pagi.
Kelompok 1A: subjek 
memenangkan: predikat
pertandingan sepak bola: objek 
tadi pagi: keterangan waktu


Untuk membuat sebuah kalimat yang bagus dan sesuai dengan kehendak penulis, susunan unsur - unsur kalimat bisa diubah. Kadang subjek ditaruh di tengah kalimat, keterangan malah ada di depan. Hal ini sering terjadi apalagi untuk membuat paragraf yang bagus.


Contoh: Semenjak hari itu, panitia PEKILO mempersiapkan segala hal untuk kesuksesan acara tersebut.
Semenjak hari itu: keterangan waktu
panitia PEKILO: subjek
mempersiapkan: predikat
segala hal: objek
untuk kesuksesan acara tersebut: keterangan

Dukungan mahasiswa Indonesia di Jordan untuk PEKILO 1433

Pekan Kegiatan Ilmiah dan Olahraga (PEKILO) ternyata bukan acara biasa. Gaungnya tidak hanya terdengar di Arab Saudi saja, namun juga sampai ke negeri Jordan. Mahasiswa Indonesia di sana menaruh perhatian khusus terhadap acara ini. Ucapan selamat dan sukses dari mereka selama 15 detik sempat direkam dan dikirimkan ke panitia untuk memberi semangat dan dukungan kepada kita, mahasiswa Indonesia di Universitas Islam Madinah.

Sambutan dari Ketua PPMI Arab Saudi untuk PEKILO 1433

Selama ini, mungkin sebagian orang menilai kegiatan Pekan Kegiatan Ilmiah dan Olahraga (PEKILO) sebagai kegiatan hura - hura dan tidak mendatangkan manfaat sama sekali, bahkan hanya membuat peserta capek atau panitia sibuk di kala ujian. Namun, hal ini ditepis oleh Ketua Perhimpunan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Arab Saudi, Ustadz Ahmad Nizaruddin. Beliau mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan hubungan silaturrahmi antar mahasiswa. Berikut sambutan beliau: 

Rabu, 11 Januari 2012

Trik Menerjemahkan

Pertama, pahami makna satu paragraf penuh atau paling tidak satu kalimat, baru terjemahkan dengan bahasa yang sesuai! 
Menerjemahkan kata perkata hanya akan menjadikan terjemahan menjadi rancu sekaligus sulit difahami.

Kedua, bedakan jenis naskah yg diterjemahkan! 
Untuk menerjemahkan buku atau artikel, harus dibedakan apakah buku tersebut tergolong ilmiah, semi ilmiah, fiksi atau non fiksi.

Ketiga, dalam menerjemahkan carilah padanan kata yang sesuai! 
Setiap bahasa memiliki istilah populer yang digunakan dalam bidang tertentu saja, sementara dalam bidang lain ada istilah tersendiri. Seperti menerjemahkan kata “hubub”, dalam istilah kedokteran diterjemahkan dengan kata pil, sementara dalam istilah pertanian diterjemahkan dengan benih.

Keempat, hindari terjemahan letterlik! 
Seperti menerjemahkan khabar dengan kata 'adalah' atau 'itu', mendahulukan kata kerja dari subjeknya, mengulang kata ganti (dhomir) baik yang tampak maupun tersembunyi, menerjemahkan fi’il mudhari’ (sedang atau akan berlangsung) dengan selalu menggunakan kata 'sedang', fi’il madhi (lampau) dengan kata 'sudah'.

Kelima, hindari pemborosan kata! 
Dalam bahasa Arab seringkali kita temui kata keterangan serupa atau pemakaian kata sinonim yang berguna menguatkan keterangan sebelumnya.

Keenam, gunakan variasi kata! 
Untuk hasil yang lebih indah, penerjemah bahasa bisa mengubah struktur kata dari jumlah ismiyah ke jumlah fi’liyah

Ketujuh, hindari kesalahan fatal! 
Bagi orang yang biasa menerjemahkan dan mempunyai kemampuan bahasa yang mumpuni, bagi penerjemah pemula terlebih dahulu harus mengasah kemampuan bahasa Arabnya sampai melewati standar seorang penerjemah bahasa.

Setelah mengetahui berbagai trik atau langkah-langkah dalam menerjemah, yakinlah bahwa Antum sebenarnya bisa menjadi seorang penerjemah yang profesional. Nah, sebagai langkah awal untuk mewujudkan impian menjadi seorang penerjemah yang profesional, PEKILO UIM 1433 menyediakan wadah untuk mengembangkan hal ini. Kami tunggu partisipasinya. 

Disadur dari berbagai sumber.

Siapa bilang semua orang bisa menerjemahkan?

Menerjemahkan sebuah teks bahasa Arab secara baik dan benar bukanlah pekerjaan yang gampang. Karena salah satu unsur utama untuk bisa menerjemahkan adalah dengan menguasai ilmu alat seperti nahwu, sharaf serta memiliki perbendaharaan kata yang banyak.  Bila ketiga hal tersebut tidak dimiliki oleh penerjemah, hasil terjemahannya akan sangat jauh dari kesesuaian.

Nah, kalau dalam kalangan penuntut 'ilmu syar'i yang notabene kesehariannya bergelut dengan kitab-kitab para ulama, pastinya antum memiliki unsur pokok yang telah disebutkan di atas. Yang artinya, Antum telah memenuhi syarat utama dalam menerjemahkan suatu teks berbahasa Arab. Inilah potensi yang perlu dikembangkan sehingga di kemudian hari bisa menjadi penerjemah yang handal.

Namun, unsur utama tersebut tidak serta merta membuat kita bisa menerjemahkan sebuah teks dengan hasil yang baik, akurat, dan mudah difahami. Ada sejumlah trik-trik tersendiri yang harus diperhatikan. Tidak cukup mengandalkan sebuah kamus dwibahasa sebagai modal penerjemahan. Kamus tersebut hanya digunakan sebagai referensi untuk mendapatkan makna umum. Ketika makna tersebut akan dimasukkan di dalam teks terjemahan, penerjemah harus menyesuaikannya dengan konteks bahasa dari teks asli serta apa yang diinginkan pengarang atau penulis. Jika mengabaikan hal-hal tersebut, hasil terjemahan akan dipenuhi oleh kesalahan.

Langkah Pertama

Untuk memulai menulis karya tulis ilmiah, seorang penulis hendaknya memiliki masalah atau objek kajian yang akan dia bahas. Permasalahan atau objek kajian yang dibahas haruslah mempunyai nilai manfaat untuk orang banyak dan tidak menjiplak karya orang lain. Lebih bagus lagi bila permasalahan tersebut masih 'hangat' diperbincangkan atau masih menjadi 'buah bibir' di masyarakat. Pembaca akan sangat antusias membaca tulisan tersebut.


Di samping itu, yang perlu dipikirkan ialah cara penyelesaian masalah atau lebih dikenal sebagai metode karya ilmiah. Metode apa yang akan dipakai untuk menyelesaikan permasalahan yang ada atau dalam mengkaji sebuah hal. Contohnya dengan menelaah buku - buku yang berkaitan dengan hal tersebut, bisa juga dengan survei, wawancara/interview, atau penelitian di laboratorium apabila diperlukan.


Jika metode yang digunakan ialah dengan menelaah buku - buku atau sumber informasi tulis lainnya, maka yang perlu diperhatikan ialah ketersediaan buku - buku tersebut di sekitar penulis. Jika tidak ada, penulis harus bersusah payah memperoleh buku - buku tersebut walaupun harus dengan membeli. Hal tersebut memang sangat memberatkan, namun, jangan khawatir! Perpustakaan Masjid Nabawi dan perpustakan universitas memiliki banyak sekali koleksi buku yang mungkin belum kita ketahui. Insya Allah, cukup untuk menjadi referensi.



Dari Panitia PEKILO 1433

Panitia menerima segala saran dan kritik yang membangun untuk bersama - sama menyukseskan acara ini dengan sebaik - baiknya. Saran dan kritik bisa disampaikan langsung kepada panitia dengan lisan atau bisa dengan tulisan di grup FB: PEKILO UIM dan juga bisa lewat email resmi: pekilouim@yahoo.com. 


Saran dan kritikan yang membangun dari para ikhwah, sangat kami butuhkan untuk bersama - sama menuju kebaikan dan hal - hal yang lebih baik yang mungkin belum diketahui panitia. Syukran, Jazakumullah khoiran katsiro wa barakumullahu fikum. 

Latar Belakang

Ide pembuatan blog ini berasal dari teman - teman Indonesia di Universitas Islam Madinah yang sebenarnya sangat ingin menyebarkan ilmu lewat tulisan, namun belum memiliki kepiawaian untuk menulis yang bagus. Nah, mumpung ada lomba karya tulis di PEKILO 1433, mereka mengharapkan adanya bimbingan atau pembelajaran gratis secara online atau langsung face to face. Maka, dengan segala kekurangannya blog ini hadir untuk membantu, mengarahkan, membimbing dan mengevaluasi tulisan peserta lomba.


Mudah - mudahan dengan ijtihad Panitia PEKILO ini, gairah kepenulisan mahasiswa Indonesia meningkat sehingga bisa menjadi pendakwah kepada Allah melalui lisan maupun tulisan. Pada akhirnya, cita - cita bersama menghidupkan Islam di bumi pertiwi Indonesia sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah dapat tercapai dengan gemilang.

Selasa, 10 Januari 2012

Catatan Perut

Mungkin sebagian orang akan terasa aneh dan heran mendengar 'catatan perut'. "Perut kok ada catatannya?" Sebenarnya ini merupakan istilah umum dalam kepenulisan ilmiah seperti halnya 'catatan kaki' yang lebih populer. Keduanya adalah bentuk peletakan sumber kutipan atau referensi.


Catatan perut berfungsi sama dengan catatan kaki (footnote) yaitu untuk menegaskan isi uraian atau membuktikan kebenaran yang diajukan oleh penulis berdasarkan bukti - bukti yang diperoleh dari buku, majalah, jurnal, berita, atau referensi yang lain. Kelebihan catatan perut dibandingkan catatan kaki ialah pada kenyamanan pembaca untuk menemukan pokok tulisan secara menyeluruh. 


Dibandingkan dengan catatan kaki yang kadang - kadang mengusik pembaca dengan keterangan di bawah tulisan, catatan perut lebih sederhana dan jelas. Karena pada catatan perut hanya terdapat 3 unsur:
1. Nama belakang pengarang
2. Tahun penerbitan 
3. Nomor halaman


Contoh: 

Pembangunan nasional merupakan pembangunan di segala bidang yang mengarah pada kemakmuran rakyat. Selain menjadi pilar utama pembangunan nasional, pembangunan dalam bidang pendidikan mendorong suksesnya pembangunan di sektor – sektor lainnya. Setiap bangsa tentunya lebih menomorsatukan pembangunan dalam bidang pendidikan bila ingin maju (Isjoni, 2006: 21). Namun, kondisi Indonesia telah amat terpuruk oleh berbagai krisis yang mengakibatkan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia sehingga berdampak pada rendahnya kualitas sumber daya manusia (Surya, 2004: 113).

Perlu diingat cara penulisannya:
buka kurung+nama belakang pengarang+koma+spasi+tahun penerbitan+titik dua+spasi+nomor halaman+tutup kurung

Menentukan Judul

Terkadang seseorang sudah mempunyai masalah untuk dibahas atau sudah mempunyai gambaran apa yang akan ditulis, namun ketika hendak memulai tulisan jarinya kaku, 
"Apa judulnya yang pas?" gumamnya.


Sebenarnya judul tidak harus ditentukan terlebih dahulu sebelum memulai tulisan, sebagian penulis malah menentukan judul tulisannya setelah selesai menulis. Jadi, jangan terburu - buru menentukan judul! Pikirkanlah baik - baik seraya menimbang kesesuaiannya dengan isi dan pembaca.


Mengapa seperti itu? 
Karena judul ialah kalimat pertama yang dibaca oleh sang pembaca. Jika judulnya baik dan menarik, pembaca akan bersemangat meneruskan bacaannya ke isi tulisan. Sebaliknya, jika judulnya biasa - biasa saja bahkan terkesan ketinggalan zaman, pembaca akan cenderung malas membaca isi tulisan. Judul merupakan sebuah pemikat.


Sebuah judul yang bagus biasanya mempunyai ciri - ciri sebagai berikut:
1. Ditulis seringkas mungkin.
2. Tepat mewakili seluruh tulisan.
3. Tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda dengan apa yang diinginkan penulis. 
4. Menarik, sesuai dengan kecenderungan pembaca.

    Definisi Karya Tulis Ilmiah

    Sebagian orang mengartikan 'karya tulis ilmiah' sebagai sebuah tulisan yang menggunakan referensi beberapa buku atau referensi yang lain tanpa harus mengikuti sistematika atau metode penulisan. Ada juga yang berpendapat bahwa karya tulis ilmiah itu cukup dengan penyertaan dalil - dalil saja tanpa menyebutkan sumber dalil tersebut. Bagi segelintir orang, karya ilmiah itu sama dengan karya non-ilmiah, yang penting enak dibaca dan bermanfaat.


    Tentunya beberapa pendapat di atas tidak dapat disalahkan karena kata 'ilmiah' sebagai sifat dari 'karya tulis' juga bermakna banyak. Terlepas dari semua itu, panitia PEKILO tahun ini menyelenggarakan lomba karya tulis ilmiah dengan menggunakan metode atau aturan yang sudah umum dipakai dalam lomba - lomba karya ilmiah tingkat nasional maupun internasional. Yaitu sebuah karya tulis yang mengkaji sebuah hal atau menyelesaikan sebuah permasalahan dengan menggunakan aturan - aturan yang ditetapkan oleh panitia. Biasanya, lomba seperti ini diikuti dengan presentasi atau pemaparan isi karya tersebut. Kegiatan tersebut juga sering disebut dengan muktamar, konferensi, atau seminar.


    Maka, tentu sangat beruntung bagi mahasiswa Universitas Islam Madinah yang mengikuti perlombaan ini. Di samping ilmunya bertambah, kemampuan menulis secara ilmiahnya pun juga ikut bertambah.

    Isi Sebuah Abstrak

    Abstrak biasanya berisi alasan singkat mengapa memilih judul atau tema yang akan dibahas. Alasan tersebut diiringi dengan tujuan pembahasan. Selain itu, penulis menyampaikan berbagai masalah yang akan dibahas secara ringkas serta tindakan apa saja yang penulis lakukan berkenaan dengan penyelesaian masalah tersebut. Di penghujung abstrak, terdapat beberapa hasil dari proses penyelesaian masalah yang lebih dikenal dengan 'kesimpulan'.


    Jadi, abstrak yang bagus mengandung unsur - unsur berikut:

    1. Alasan pemilihan judul
    2. Tujuan Pembahasan
    3. Masalah yang akan dibahas
    4. Metode penyelesaian / pengkajian masalah
    5. Hasil penyelesaian masalah

    Bagaimana menulis 'abstrak' yang bagus itu?

    Sebuah abstrak yang bagus disyaratkan dapat menarik pembaca untuk membaca isi karya tulis seluruhnya. Dengan bahasa yang tegas, seorang penulis menawarkan karyanya tersebut tanpa harus 'memaksa' pembaca dengan kata - kata ajakan atau himbauan. Pilihan kata di dalamnya juga tidak boleh bersifat perintah, dukungan, dan harapan.


    Melalui abstrak yang ringkas, seorang penulis hendaknya dapat menyakinkan pembaca bahwa karyanya itu penting dan sangat layak untuk dibaca. Seorang penulis harus jeli memilih susunan kalimat atau paragraf, sehingga pembaca akan 'jatuh cinta' kepada karya tulisnya walau hanya melalui abstrak.


    Senin, 09 Januari 2012

    Apakah 'abstrak' itu?

    Dalam sebuah karya tulis ilmiah, abstrak merupakan ulasan singkat mengenai apa yang telah ditulis oleh penulis dalam karya tulisnya. Sehingga dengan hanya membaca abstrak, seorang pembaca akan mengetahui apa isi karya tulis tersebut. Walaupun demikian, kesimpulan atau hasil pembahasan tidak disebutkan dalam abstrak secara mendetail. 


    Sebuah abstrak harus ditulis dengan jelas dan ringkas, biasanya abstrak dibatasi maksimal 200 atau 250 kata. Dalam lomba karya tulis kali ini, panitia membatasi sampai 200 kata. Bagaimana cara menghitungnya? Bila ditulis menggunakan komputer pada program Microsoft Word, cukup dengan meng-blok semua tulisan abstrak. Akan muncul di pojok kiri bawah, tepatnya di samping Page NumberWord Count Dialog yang akan menunjukkan jumlah kata yang telah di-blok.
    Lingkaran merah di atas ialah tempat munculnya Word Count Dialog yang menunjukkan jumlah kata yang di-blok. Mudah, bukan?



    Sabtu, 07 Januari 2012

    Peraturan Umum PEKILO 1433

    1.      Peserta perlombaan adalah mahasiswa Universitas Islam Madinah.
    2.      Setiap cabang perlombaan memiliki poin tertentu, dan juara umum PEKILO tahun ini ialah kelompok yang memperoleh poin terbanyak.
    3.     Jumlah pengikut lomba karya tulis dapat menambah poin dalam penentuan Juara Umum. Terlebih lagi bila terdapat 2 kelompok memiliki poin yang sama.
    4.      Tidak diperbolehkan mengikuti perlombaan atas nama kelompok lain.
    5.      Setiap peserta diwajibkan memenuhi peraturan di setiap cabang perlombaan.