Kamis, 31 Januari 2013
Oleh. Ust Ridho Abdillah Lc
Mahasiswa Pascasarjana UIM
Dunia tulis menulis mempunyai peraturan dan tata cara yang musti
kita pahami dengan baik dan benar agar karya tulis kita layak dikonsumsi
khalayak, atau dalam kaitannya dengan pragmatisme tulisan kita itu layak ikut
lomba. Terkhusus karya tulis ilmiah, ia mempunyai beberapa ciri dan kriteria
yang musti ada agar dianggap sebagai sebuah karya tulis ilmiah yang baik.
Apakah sajakah itu? Di bawah ini akan disebutkan rinciannya. Namun, sebelum lebih
jauh kita membahas tentang itu, ada baiknya jika kita membahas terlebih dahulu
hal yang berkaitan dengan ragam bahasa tulis.
Apa itu ragam bahasa tulis? Yakni ragam
bahasa yang digunakan untuk menyajikan karya tulis. Ragam ini dibedakan atas:
(a) ragam ilmiah/ilmu, (b) ragam perundang-undangan, (c) ragam
pers/jurnalistik, dan (d) ragam sastra. Berikut penjelasan lebih detailnya.
A.
Ragam
Ilmiah/Ilmu
Ragam ini digunakan dalam penulisan
karya tulis ilmiah, misalnya peper, makalah, skripsi, tesis, disertasi, laporan
penelitan, dan laporan praktikum serta digunakan dalam penulisan buku-buku
pelajaran dan buku-buku ilmu pengetahuan.
Lihat contoh-contoh berikut ini:
Bibit cangkokan
memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulan bibit cangkokan adalah sifat
pohon induk yang diinginkan tidak berubah dan tanaman cepat menghasilkan buah.
Kelemahannya adalah perekaran dangkal, kurang tahan terhadap kekeringan, dan
pohon mudah roboh. Bibit cangkolan hanya cocok ditanam di lahan yang subur,
gembur, dan berpengairan terjamin. Jangan memilih pohon yang umurnya masih
terlalu muda atau sudah terlalu tua untuk dijadikan pohon induk cangkokan.
Alasannya, jika memilih yang terlalu muda belum diketahui betul sifat-sifat
produksi dan mutu buahnya, jika memilih yang terlalu tua agak sulit dicangkok
karena sukar menghasilkan akar.
Contoh 2:
Beberapa peneliti
menyebutkan bahwa setidaknya ada tiga komponen senyawa dalam setiap bagian
tanaman pare yang secara klinis mampu menurunkan hipoglesemik (kadar
gula darah) yang tinggi. Oleh karena itu, pare dapat digunakan untuk mengobati
penyakit diabetes mellitus. Ketiga komponen tersebut adalah karantin, insulin,
dan alkaloid. Efek hipoglesemik dari tanaman pare ini paling banyak ditemukan
pada bagian buah pare dibandingkan dengan tanaman yang lain.
Contoh 3:
Semua makhluk
hidup berinteraksi dengan lingkungannya yang berupa faktor biotik dan faktor
abiotik. Faktor biotic meliputi berbagai jenis makhlik hidup, sedangkan faktor
abiotik meliputi iklim, cahaya, suhu, air, tanah, dan kelembaban yang disebut
juga faktor fisik. Baik factor biotik maupun faktor abiotik sangat bervariasi.
Oleh Karena itu, ekosistem yang merupakan kesatuan dari faktor biotik pun
bervariasi pula.
B.
Ragam
perundang-undangan
Ragam ini digunakan dalam penulisan
perundang-undangan, misalnya ketetapan MPR, undang-undang, peraturan
pemerintah, anggaran dasar dan rumah tangga organisasi atau lembaga, dan
surat-surat keputusan.
Contoh:
Menimbang:
a.
bahwa
peningkatan daya saing nasional memerlukan Perguruan Tinggi sebagai kekuatan moral
dan intelektual dalam proses pembangunan masyarakat yang demokratis dan mampu
bersaing serta bekerja sama secara global;
b.
bahwa
Universitas Gadjah Mada telah memiliki kemampuan pengelolaan yang cukup untuk
dapat memperoleh kemandirian, otonomi, dan tanggung jawab yang lebih besar.
Mengingat:
1)
Pasal 5
ayat (2) dan pasal 31 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;
2)
Undang-Undang
nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional:
3)
Peraturan
Pemerintah nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi pasal 123.
Memperhatikan:
Statua Universitas Gadjah Mada 1992
(SK Mendikbud 0440/0/1992).
Memutuskan
Menetapkan:
Peraturan Pemerintah tentang
Penetapan Universits Gadjah Mada sebagai Badan Hukum Milik Negara.
C.
Ragam
Pers/Jurnalistik
Ragam ini digunakan oleh para wartawan
dalam tugas kewartawanannya, misalnya dalam penulisan laporan jurnalistik untuk
diterbitkan atau disiarkan melalui medianya (surat kabar, majalah, radio, dan
televise). Bukan berupa tulisan yang bersifat keilmuan untuk menganalisis suatu
persoalan yang terjadi kemudian dimuat juga dalam surat kabar atau majalah.
Contoh 1:
"Selama ini,
hasil penelitian lebih banyak diterbitkan dalam bentuk jurnal ilmiah. Otomatis
yang bisa mengakses hanya para ilmuwan atau akademisi. Lebih parah lagi, hasil
penelitian sering menumpuk di gudang perpustakaan tanpa ada yang mengaksesnya.
Padahal hasil penelitian sangat penting bagi masyarakat supaya mengetahui
dinamika ilmu pengetahuan maupun fenomena alam terkini," ujar Wahyu
Santoso, koordinati Ekspedisi Inventarisasi dan Pemetaan Ekosisten, Rabu lalu.
Contoh 2:
Kerusakan jalan,
menurut dia, selain dipicu biaya perawatan terbatas, juga disebabkan
ketidaksiplinan dalam pemakaian jalan. "Jalan nasional didesain untuk
memikul beban maksumum 10 ton per unit kendaraan. Akan tetapi, faktanya di
lapangan banya kendaraan yang mengangkut barang melebihi 10 ton. Ini kan
membuat jalan rusak," kata Joko Kirmanto.
D.
Ragam
Sastra
Ragam ini digunakan oleh seorang
sastrawan atau oleh siapa saja untuk menuangkan karya imajinatif/fiksi dalam bentuk
prosa, puisi, dan pantun. Seorang penulis karya sastra memiliki hak licensia
puiticia, maksudnya adalah hak bagi seorang penyair untuk melanggar
kaidah-kaidah kebahasaan yang bersifaf normatif.
Contoh 1:
Jam sebelas lewat
dua puluh menit. Gue perhatin nyokap berjalan pelan-pelan masuk ke rumah.
Mukanya kelihatan capek. Belakangan ini dia memang banyak kerjaan di kantor advertising-nya.
Lampu ruang tamu dinyalain. Gue mutusin muncul dari balik pintu kamar buat
nyapa dia. Nyokap kayaknya belum ngeh dengan kehadiran gue. Sampai dia
ngebalikin badan setelah naroh tasnya di meja makan, baru di kelihatan sedikit
kaget. Tetapi setelah itu, nyokap langsung meluk gue terus nyium kening dan
kedua pipi gue.
Dikutip dari:
Laire Siwi Mentari, 2005,
Aphrodite, Jakarta: Kata Kita, Cetakan ke 1.
Contoh 2:
Meniggalkan tanah
semakin membuka pengertianku betapa Indonesia memiliki kekayaan bumi dan budaya
yang tiada tara di dunia ini. pengertian tersebut disertai semakin khusuknya
aku mengakui kebesaran Tuhan. Berkat perkawinanku, aku mendapat kesempatan
mengenal bagian bumi sebelah utara.
Jepang merupakan
bumi yang amat menakjubkan. Orang-orang yang dulu hanya kukenal sebagai serdadu
berkulit kuning, berbadan pendek, bermata sipit, serta selalu menampakkan wajah
cemberut, di tanah aslinya kutemukan banyak penduduk yang ramah serta penuh
tata krama. Di pemukiman, di pasar, di pusat-pusat perbelanjaan, bahkan di
jalan, pada umumnya mereka cukup peduli dan siap membantu.
Tak
henti-hentinya pula aku mengagumi cara-cara bangsa itu mewujudkan hubungannya
dengan alam lingkungannya. Semua serba pantas dan indah, tanpa meninggalkan
kesederhanaan. Umpamanya, sebatang pohon yang memerlukan kayu penyanggah
dibikinkan galah penguat atar tanaman tersebut dapat bersandar. Yang sering kulihat
di Indonesia, galah itu ditanam begitu saja di samping pohon. Di Jepang lain
halnya. Penyangga itu, baik yang satu batang atau beberapa, selalu diatur
sedemikian rupa sehingga kehadirannya kelihatan bagaikan hiasan. Dua atau tiga
galah bambu itu dikaitkan satu dengan lainnya oleh tali ijuk atau jenis lain
dengan rapi dan penuh estetika.
Dikutp dari:
Nh. Dini, 2000, Jepun Negerinya Hiroko, Jakarta: Gramedia, Cetakan ke 1.
Nh. Dini, 2000, Jepun Negerinya Hiroko, Jakarta: Gramedia, Cetakan ke 1.
Setelah kita mengetahui macam-macam ragam bahasa tulis, tiba saatnya
kita mempelajari ragam bahasa Ilmiah. Apa itu bahasa ilmiah? Bahasa
Ilmiah adalah ragam bahasa yang digunakan untuk mengkaji dan menuangkan
ilmu, atau digunakan untuk mengemukakan gagasan yang tinggi dan rumit, baik
secara tertulis maupun secara lisan.
Daripada itu, bahasa ilmiah haruslah memiliki ciri: jelas
(lugas: menggunakan kata-kata denotatif), teratur (dalam hal tata
tulis/ejaan dan tata bahasa), tepat (cermat dalam hal memilih kata
dengan mempertimbangkan makna yang dikandung oleh setiap kata), namun juga estetis.
Yang dimaksud dengan estetis dalam bahasa ilmiah adalah bahwa bahasa ilmiah pun
haruslah bagus (gaya bahasanya), tersusun dengan baik (struktur kalimatnya),
serta menggunakan kata dan istilah secara tepat (sesuai dengan bidang
keilmuannya). Untuk lebih detailnya silahkan perhatikan poin-poin berikut.
1.
Ciri
bahasa ilmiah
Ciri ragam
ilmiah yang perlu dipertimbangkan untuk diterapkan dalam penulisan karya ilmiah
meliputi:
A.
Menggunakan
ragam bahasa baku, baik dalam struktur kalimat maupun dalam tata tulis/ejaan.
A.1 Contoh dalam struktur kalimat:
(1)
Dalam bab
II ini menguraikan secara rinci pengaruh krisis ekonomi terhadap kehidupan
pedagang asongan.
(2)
Untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi memerlukan investasi yang besar.
(3)
Menurut
seorang ahli linguistik mengatakan bahasa-bahasa di dunia menghadapi ancaman
kepunahan.
Kalimat (1) – (3) bukanlah merupakan kalimat yang baku dalam hal
strukturnya karena subjek kalimat itu tidak jelas, bahkan tidak memiliki
subjek. Agar menjadi kalimat yang baku,
kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara:
a.
Memperjelas
dan mempertegas posisi subjek
b.
Menghilangkan
kata depan yang mengganggu keberadaan subjek
c.
Mengubah
kalimat itu ke bentuk pasif
d.
Mengeksplisitkan
pemakaian kata penghubung jika kalimat itu merupakan bentuk kalimat mejemuk.
Dengan mempertimbangkan keempat hal di atas, kalimat (1) – (3) dapat
diubah menjadi kalimat yang baku sebagai berikut:
(1)
Bab
II ini menguraikan secara rinci pengaruh krisis
ekonomi terhadap kehidupan para pedagang asongan. Atau, dalam bab II ini diuraikan
secara rinci pengaruh krisis ekonomi terhadap kehidupan para pedagang asongan.
Atau, pengaruh krisis ekonomi terhadap kehidupan para pedagang asongan
diuraikan dalam bab II ini secara rinci.
(2)
Untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi negara memerlukan devisa
yang besar. Atau, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi diperlukan
devisa yang besar. Atau, devisa yang besar diperlukan untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
(3)
Seorang
ahli linguistik mengatakan bahwa bahasa-bahasa
di dunia menghadapi ancaman kepunahan. Atau, menurut seorang ahli linguistik dikatakan
bahwa bahasa-bahasa di dunia menghadapi ancaman kepunahan.
A.2 Contoh dalam hal tata tulis atau ejaan
(1)
Disamping
itu perlu juga dijaga citra Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kebudayaan yang
selalu aman dan jauh dari kerusuhan.
(2)
Akhirnya
krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia berkembang menjadi krisis yang multi
dimensional.
(3)
Dalam
kaitannya dengan suku bunga dalam letter of intent Indonesia dengan IMF
dicantumkan target inflasi sebesar 15% hingga 20%.
(4)
Akhirnya
orang itu merubah pendapatnya setelah memperoleh banyak masukan dan kritikan.
(5)
Dokter
ahli forensik sedang menganalisa penyebab kematian orang itu berdasarkan hasil
visum.
(6)
Perusahaan
itu tidak memberikan kesempatan kepada karyawannya untuk mengajukan kenaikan
gaji, meskipun peraturan perusahaan memberikan kemungkinan kepada karyawan
untuk hal itu.
(7)
Pemerintah
telah melaksanakan berbagai progam penanggulangan krisis ekonomi tetapi sampai
saat ini krisis tersebut belum dapat
diatasi dengan tuntas.
(8)
Perang
teluk tidak di pisahkan dari sengketa Arab-Israel yang tidak kunjung selesai.
Kalimat
(1) - (8) bukanlah merupakan kalimat baku berdasarkan sistem tata tulis/ejaan
yang digunakan. Agar kalimat itu menjadi kalimat yang baku sesuai dengan kriteria
bahasa ilmiah, kalimat itu harus diperbaiki dengan mempertimbangkan hal-hal
berikut:
a.
Penulisan
tanda baca
b.
Penulisan
kata, yang mencakup: (a) penulian kata serapan, (b) penulisan kata depan, (c)
penulisan afiks, dan (d) penulisan kata yang mengandung afiks dari bahasa
asing. Keempat hal tersebut mengacu pada kaidah tata tulis yang diatur dalam Pedoman
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (pedoman EYD).
Dengan
mempertimbangkan beberapa hal di atas, kalimat (1) – (8) dapat diperbaiki
menjadi seperti ini:
(1a)
Di
samping itu, perlu juga dijaga citra Yogyakarta
sebagai kota pelajar dan kebudayaan yang selalu aman dan jauh dari kerusuhan.
Catatan: (a) Unsur di pada kata disamping
adalah kata depan; jadi penulisannya harus dipisahkan dari kata yang mengikutinya
menjadi di samping.
(b) Frasa
di samping itu merupakan kata perangkai; jadi, setelah penulisan kata
perangkai harus diberi tanda koma.
(2a)
Akhirnya,
krisis ekonomi yang tejadi di Indonesia berkembang menjadi krisis yang multidimensional.
Catatan: (a) Kata akhirnya dalam bahasa Indonesia
merupakan kata perangkai; jadi, setelah penulisan kata perangkai harus diberi
tanda koma.
(b) Unsur multi pada kata multidimensional
merupakan afiks pinjaman dari bahasa asing. Termasuk jenis ini misalnya antar,
eka, dwi, non, panca, pra, semi, dan swa. Unsur seperti itu harus ditulis
serangkai denga kata yang mengikutinya.
(3a)
Dalam
kaitannya dengan suku bunga dalam letter of intent Indonesia
dengan IMF dicantumkan target inflasi sebesar 15% hingga 20%.
Catatan: Kata letter of intent merupakan
kata asing yang masih ditulis dalam ejaan aslinya. Kata-kata kutipan dari
bahasa asing yang masih mempertahakan ejaan aslinya seperti itu harus ditrulis
delam cetak miirng atau diberi garis bawah.
(4a)
Akhirnya, orang itu mengubah pendapatnya setelah memperoleh banayk
masukan dan kritikan.
Catatan: (a) Bahasa Indonesia memiliki bentuk dasar -ubah.
Jadi, setelah kata itu diberi afiks me- atau ber- untuk membuat
kata kerja, bentuk kata jadian yang benar adalah mengubah (bukan: merubah)
dan berubah. Bentuk pasif untuk kata mengubah adalah diubah
(bukan: dirubah).
(b) Adapun kata mengubah akan menurunkan
bentuk kata benda pengubahan dan kata berubah akan menurunkan bentuk kata benda
perubahan.
-ubah ® mengubah ® pengubahan
-ubah ® berubah ® perubahan
(5a)
Dokter
ahli forensik sedang menganalis penyebab kematian orang itu berdasarkan
hasil visum.
Catatan: Kata seperti analisa, hipotesa,
dan diagnosa yang merupakan kata-kata pinjaman/serapan dari bahasa
asing, dalam bahasa Indonesia menjadi analisis, hipotesis, dan diognosis.
(6a)
Perusahaan
itu tidak memberikan kesempatan kepada karyawannya untuk mengajukan kenaikan
gaji meskipun peraturan perusahaan memberikan kemungkinan kepada
karyawan untuk hal itu.
(6b) Meskipun
peraturan perusahaan memberikan kemungkinan kepada karyawan untuk mengajukan
kenaikan gaji, perusahaan itu tidak memberikan kesempatan kepada karyawannya
untuk hal itu.
(6c)
Peraturan
perusahaan memberikan kemungkinan kepada karyawan untuk mengajukan kenaikan
gaji, tetapi perusahaan itu tidak memberikan kesempatan kepada
karyawannya untuk hal itu.
Catatan: (a) Kalimat (6) merupakan kalimat majemuk.
Pemakaian kata penghubung meskipun di tengah-tengah kalimat untuk menyatukan
bagain-bagain kalimat itu tidak memerlukan penggunaan tanda koma (lihat (6a))
(b)
Tanda koma digunakan jika bagian kalimat setelah kata penghubung meskipun
diletakkan pada posisi awal dengan menempatkan kata penghubung meskipun
sebagai pembukanya (lihat kalimat (6b))
(c) Tanda koma digunakan jika bagian-bagian
kalimat majemuk itu dipisahkan atau dihubungkan dengan kata penghubung tetapi
atau melainkan (lihat kalimat (6c))
(7a)
Pemerintah
telah melaksanakan berbagai progam penanggulangan krisis ekonomi, tetapi
sampai saat ini krisis tersebut belum
dapat diatasi dengan tuntas.
Catatan: Kalimat majemuk yang bagian-bagiannya
dipisahkan atau dihubungkan dengan kata penghubung tetapi atau melainkan,
sebelum kata penghubung tetapi atau melainkan itu harus diberi tanda koma
(lihat juga kalimat (6c))
(8a)
Perang
teluk tidak dipisahkan dari sengketa Arab-Israel yang tidak kunjung
selesai.
Catatan: Unsur di pada kata dipisahkan
dalam kalimat (7) adalah afiks jenis prefiks. Oleh karena itu, penulisannya
harus dirangkaikan dengan bentuk dasar yang dilekatinya sehingga penulisan yang
benar adalah dipisahkan (bukan: di pisahkan).
B.
Memakai
kata-kata yang bersifat denotatif bukan konotatif
Contoh:
(1)
Badai krisis ekonomi melanda seluruh sendi kehidupan masyarakat.
Catatan:
Pemakaian kata badai dan sendi dalam kelimat di atas mengandung arti konotatif,
bukan denotatif. Kata yang tepat dan lugas untuk mengungkapkan hal itu sesuai
dengan permasalahan ekonomi dan masyarakat adalah kata pengaruh atau dampak
sebagai pengganti kata badai dan kata sektor sebagai pengganti kata
sendi, sehingga kalimat yang baik itu adalah:
(1a)Pengaruh krisis ekonomi melanda seluruh sektor
kehidupan masyarakat.
atau mengubah struktur kalimat itu menjadi lugas, yaitu:
(1b) Krisis ekonomi berpengaruh
terhadap seluruh sektor kehidupan masyarakat.
(1c) Krisis ekonomi mempengaruhi kehidupan masyarakat
dalam berbagai sektor.
C.
Memanfaatkan istilah teknis secara tepat
Contoh:
(1)
Penanaman
bibit dan perawatan tanaman merupakan dua hal yang paling penting dalam usaha budidaya
mangga.
(2)
Pembungkusan
buah dan dibiarkan pertumbuhannya gulma di sekitar tanaman dewasa adalah
dua hal yang khas dari kebun mangga di Thailand.
(3)
Anggur
bukanlah merupakan tanaman asli Indonesia, tetapi ada beberpa varietas
yang mampu beradaptsi dengan baik di wilayah Indonesia.
(4)
Semua
makhluk hidup memerlukan makanan. Berbeda denga hewan dan manusia,
tumbuh-tumbuhan hijau membuat sendiri makanannya melalui proses fotosintesis
sehingga disebut makhluk autrof.
Catatan: Yang dimaksud dengan istilah teknis adalah
kata/istilah khusus yang hanya digunakan dalam bidang ilmu tertentu dangan makna
tertentu dan berbeda dari makna umum atau makna yang digunakan dalam bidang
ilmu tertentu lainnya.
Kata-kata yang bercetak tebal pada
kalimat (1) – (4) adalah contoh penggunaan istilah teknis dalam bidang ilmu pertanian.
D.
Hubungan
sintaksis antarkalimat dalam alinea harus bersifat padu (kohesif)
Kepaduan antarkalimat diwujudkan
secara fisik dalam hal bentuk dan struktur bahasa. Ada keterkaitan bentuk dan
struktur bahasa antara kaliamt yang satu dengan lainnya dalam alinea sebagai
sebuah pengungkap gagasan.
Contoh:
Tim ahli dari Universitas Indonesia yang diserahi
tugas menganalisis berbagai bentuk badan hukum bagi bulog sesuai dengan
fungsinya menyimpulkan bahwa bentuk badan hukum yang dapat dipilih oleh bulog
adalah perum. Mereka menyarankan perum sebagai bentuk badah hukum yang lebih
tepat untuk menjalankan dua fungsi bersamaan, yaitu layanan publik dan
komersial. Karena bentuk BHMN (Badan Hukum Milik Negara) yang dirancang oleh
perguruan tinggi seperit UGM, UI, IPB, dan ITB masih relatif baru, perum
merupakan badan hukum yang paling tepat untuk bulog.
(Sumber: Majalah Kapital,
ni. 22, Februari 2003)
E.
Hubungan
semantik antarkalimat dalam alinea harus bersifat logis (koheren)
Maksudnya bahwa kalimat-kalimat
pendukung pengungkap gagasan dalam sebuah alinea harus saling berkaitan dalam
hal isi informasi sehingga hubungan antarkalimat menjadi logis.
Catatan: Ihwal kohesi dan koherensi sebagai
persyaratan terbentuknya sebuah alinea yang baik dalam ragam ilmiah tidak dapat
saling dipisahkan. Keduanya harus terjadi secara bersama-sama. Kita tidak dapat
mengutamakan yang satu dan mengabaikan yang lain. Untuk memperjelas ihwal
kohesi dan koherensi, bandingkan dua buah contoh penyusunan alinea yang
diturunkan sebagai contoh di bawah ini.
Contoh (E1)
alinea yang hubungan antarkalimatnya tidak padu dan tidak logis:
1Simposium Ilmu-Ilmu Sosial berlangsung di Jakarta. 2Universitas
Indonesia mengadakan simposium itu ketika Universitas Indonesia memperingati
hari ulang tahun yang ke-50. 3Para pakar ilmu-ilmu sosial dari
Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta menghadiri simposium di Jakarta itu. 4Para
pakar berdiskusi tentang perubahan sosial masyarakat madani pada era reformasi
dan era keterbukaan untuk demokrasi.
Contoh (E2) alinea yang hubungan
antarkalimatnya padu dan logis:
1Simposium Ilmu-Ilmu Sosial berlangsung di Jakarta. 2Simposium
itu diadakan oleh Universitas Indonesia ketika Universitas tersebut
memperingati hari ulang tahunnya yang ke-50. 3Simposium
itu dihadiri oleh para pakar ilmu-ilmu sosial dari Jakarta, Bandung, dan
Yogyakarta. 4Dalam symposium itu, mereka berdiskusi tentang
perubahan sosial masyarakat madani pada era reformasi dan era keterbukaan untuk
demokrasi.
F.
Lebih
mengutamakan bentuk laporan daripada bentuk pernyataan
Contoh:
(1)
Dalam
penelitian ini penulis menjelaskan peranan media massa pada era reformasi.
(2)
Melalui
kajian ini penulis menyimpulkan bahwa keberhasilan progam keluarga berencana
berpengaruh pada tingkat kesejahteraan hidup masyarakat.
Kalimat
(1a) dan (2a) berikut dipandang lebih tepat sebagai bentuk pengungkapan gagasan
dalam ragam ilmiah dibandingkan dengan bentuk pengungkapan (1) dan (2) di atas.
(1a)Dalam penelitian ini dijelaskan peranan media massa pada era
reformasi.
(2a)Melalui kajian ini dapat disimpulkan bahwa keberhasilan progam
keluarga berencana berpengaruh pada tingkat kesejahteraan hidup masyarakat.
Di
samping itu, simak alinea (3) berikut dan cermatilah gaya pengungkapan yang
digunakan untuk mengungkapkan fakta yang ada di sekitar kita. Dengan demikian,
kita akan dapat memperoleh gambaran konkrit gaya pengungkapan dalam bentuk
laporan yang disarankan dipakai dalam ragam ilmiah.
(3)
Menurut
laporan terakhir jumlah penduduk Indonesia telah mencapai 250 juta jiwa lebih.
Jumlah tersebut diperkirakan akan terus naik dari tahun ke tahun. Banyak persoalan
dihadapi oleh bangsa Indonesia dengan jumlah penduduk sebanyak itu, misalnya
persoalan kesehatan, pendidikan, perumahan, dan pekerjaan. Di bidang kesehatan,
misalnya, pemerintah telah mendirikan rumah sakit dan unit pusat kesehatan
masyarakat di berbagai daerah yang dikenal dengan mana Puskesmas (Pusat
Kesehatan Masyarakat). Di desa-desa juga dibentuk unit-unit pelayanan kesehatan
yang dikelola oleh masyarakat setempat yang dikenal dengan nama Posyandu (Pos
Pelayanan Terpadu). Secara berkala, puskesmas bekerja sama dengan posyandu
memberikan layanan masyarakat berupa pemeriksaan kesehatan untuk anak-anak di
bawah usia lima tahun dan pemberian suntikan imunisasi serta pemeriksaan
kesehatan para wanita yang sedang hamil.
G.
Menghindari
pemakaian kata ganti orang "saya", kemudian menggantinya dengan kata
"penulis" atau mengubah kalimat dalam "bentuk pasif" jika
kalimat itu "berbentuk aktif"
Contoh:
(1)
Berdasarkan
hasil penelitian di laboratorium yang telah saya lakukan, saya
menyimpulkan bahwa beberapa makanan dalam kemasan kaleng tercemar oleh bakteri
yang membahayakan kesehatan.
(2)
Dalam bab
I buku ini saya menjelaskan beberapa alasan perlunya faktor kebudayaan
dalam setiap pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan umum.
Catatan:
pemakaian kata saya pada kalimat di atas kurang lazim dalam khazanah
budaya Indonesia jika pernyataan seperti itu digunakan dalam penulisan karya
ilmiah. Untuk itu, kalimat tersebut dapat diubah dengan cara mengganti kata saya
dengan kata penulis atau mengubah kalimat itu ke bentuk pasif, yaitu:
Kalimat
(1) menjadi (1a) atau (1b).
(1a)
Berdasarkan
hasil penelitian di laboratorium yang telah penulis lakukan, penulis
menyimpulkan bahwa beberapa makanan dalam kemasan kaleng tercemar oleh bakteri
yang membahayakan kesehatan.
atau:
(1b) Berdasarkan hasil penelitian di laboratorium
dapat disimpulkan bahwa beberapa makanan dalam kemasan kaleng tercemar oleh
bakteri yang membahayakan kesehatan.
Sedangkan
kalimat (2) menjadi (2a) atau (2b).
(2a)
Dalam bab
I buku ini penulis menjelaskan beberapa alasan perlunya faktor
kebudayaan dalam setiap pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan umum.
atau:
(2b) Dalam bab I buku ini dijelaskan beberapa
alasan perlunya faktor kebudayaan dalam setiap pengambilan keputusan yang
menyangkut kepentingan umum.
H.
Lebih
mengutamakan bentuk kalimat pasif daripada bentuk kalimat aktif
Contoh:
(1)
Sebagaimana
kita mengetahui bahwa pada saat ini bahasa-bahasa
di dunia menghadapi ancaman kepunahan.
(2)
Bab II
buku itu menguraikan langkah-langkah yang perlu
segera dilakukan untuk mengatasi krisis ekonomi.
(3)
Para
ahli kesehatan mengemukakan bahwa kebiasaan merokok
merupakan penyebab kematian terbesar di sampimg kangker dan stroke akibat
tekanan darah tinggi.
Catatan:
Kalimat (1) – (3) merupakan bentuk kalimat aktif. Kalimat jenis itu dapat juga
digunakan dalam ragam ilmiah. Hanya saja, bentuk pasif lebih diutamakan
sehingga kalimat itu dapt diubah ke bentuk pasif berikut:
(1a)
Sebagaimana
kita ketahui bahwa pada saat ini bahasa-bahasa di
dunia menghadapi ancaman kepunahan.
(1b) Sebagaimana diketahui bahwa pada saat ini bahasa-bahasa di dunia menghadapi ancaman
kepunahan.
(2a) Dalam
bab II buku itu diuraikan langkah-langkah yang perlu segera dilakukan untuk
mengatasi krisis ekonomi.
(2b) Langkah-langkah yang perlu segera dilakukan
untuk mengatasi krisis ekonomi diuraikan dalam bab
II buku itu.
(3a) Sebagaimana
dikemukakan oleh para ahli kesehatan bahwa kebiasaan merokok merupakan
penyebab kematian terbesar di sampimg kangker dan stroke akibat tekanan darah
tinggi.
Selanjutnya, simak paragraf berikut
yang lebih mengutamakan bentuk pasif daripada bentuk aktif meskipun bentuk
aktif masih digunakan sebagai variasi bentuk aktif-pasif.
(4)
Apabila
dibandingkan dengan penyakit yang paling mematikan seperti AIDS, asap rokok
dapat mengakibatkan kematian dengan korban jauh lebih banyak. Kebiasaan buruk
"merokok" diperkirakan sebagau penyebab kematian tiga juta orang per
tahun pada dekade 1990-an. Dengan tingkat kematian seperti itu diperkirakan
antara tahun 1995 hingga 2000 akan ada
15 juta orang yang meninggal karena asap rokok.
(5)
Tampaknya,
jika ada pertanyaan tentang begaimana internet ditemukan pertama kalinya dan
siapa yang menciptkan World Wide Web, pertanyaan itu tidak dapat segera
dijawabnya. Sejarah internet dimulai pada 1969 ketika Departemen Pertahanan
Amerika memutuskan untuk mengadalan riset tentang bagaimana caranya
menghubungkan sejumlah komputer sehingga membentuk jaringan organik. Progam
riset ini dikenal dengan nama Arpanet. Pada 1970, sudah lebih dari 10 komputer
berhasil dihubungkan satu sama lain sehingga terbentuk sebuah jaringan. Dengan
itu, mereka dapat segera berkomunikasi.
2.
Ciri
karya ilmiah
Karya tulis baru dapat disebut
sebagai karya ilmiah jika berisi suatu permasalahan yang diungkapkan dengan
metode ilmiah (metode keilmuan). Pengungkapan masalah itu harus disusun secara
logis dan sistematis yang didasarkan pada fakta, bersifat objektif, dan tidak
bersifat emosional juga tidak bersifat personal. Adapun ciri-ciri karya ilmiah
(lihat Suparno, dkk. 2001:53-54) adalah:
(1)
Pengungkapan
masalah dan pemecahannya secara ilmiah
Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan
yang disajikan secara sistematis. Oleh karena itu, karya ilmiah harus berisi
pengetahuan yang dikemukakan secara sistematis yang dilandasi oleh penggunaan
pola pikir yang logis (cendekia) dan analisis yang objektif.
(2)
Pengungkapan
pendapat didukung oleh fakta
Pengungkapan ide/gagasan dalam karya
ilmiah yang tidak didukung oleh fakta (evidensi) yang terpercaya serta analisis
yang tidak objektif akan menghasilkan analisis yang subjektif. Hal ini harus
dihindari dalam karya ilmiah.
(3)
Bersifat
tepat, lengkap, dan benar
Masalah yang dikemukakan dalam karya
ilmiah harus tepat sesuai dengan bidang keilmuannya; dituangkan secara lengkap
agar terbentuk sebuah karya tulis yang utuh. Di samping itu, permasalahan yang
dituangkan dalam karya ilmiah juga harus dapat diuji kebenarannya sesuai dengan
standard kebenaran ilmiah.
(4)
Pengembangannya
secara sistematis dan logis
Karya ilmiah harus ditulis dengan
landasan metode keilmuan (metode ilmiah). Penulisannya harus direncanakan dengan
sungguh-sungguh dan cermat. Setiap bagiannya harus disusun secara
berkesinambungan, sistematis, dan logis sehingga menghasilkan suatu karya yang
membentuk suatu kesatuan dak kepaduan (kohesif dan koheren).
(5)
Bersifat
tidak memihak dan tidak emosional
Karya ilmiah harus bersifat
sistematis, logis, dan objektif yang didukung oleh fakta yang terpercaya. Oleh
karena itu, hal-hal yang bersifat pribadi dan emosional harus dihindari agar
tidak mencemari hasil kerja keilmuan yang harus bersifat netral untuk menghasilkan
sebuah karya yang bersifat objektif.
CATATAN PENUTUP
Mengingat bahasa
Indonesia masih dalam proses perkembangan, terutama untuk penambahan jumlah
kosakata agar dapat memenuhi tuntutan komunikasi berkaitan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi maka diperlukan kata-kata baru untuk
melambangkan konsep-konsep tertentu. Penutur bahasa Indonesia, terutama
kalangan terpelajar, dituntut memiliki sikap cendekia untuk memasukkan
kata-kata baru yang memuat konsep-konsep tertentu. Dalam hal ini, diperlukan
langkah-langkah strategis dengan mempertimbangkan pelestarian bahasa Indonesia
agar bahasa Indonesia tidak dipenuhi kata-kata asing yang berasal dari luar
Nusantara. Apa pasal? Sebab, jika hal itu terjadi bahasa Indonesia akan
terkesan sebagai bahasa yang tercabut dari akar budaya Indonesia.
Langkah-langkah strategis yang perlu diupayakan dalam rangka
pengembangan kosakata bahasa Indonesia adalah pertama, cari kata-kata
dalam bahasa Indonesia (Melayu) untuk melambangkan konsep-konsep baru yang mengandung
makna sepada dengan kata-kata asing—terutama yang berasal dari bahasa Inggris—yang
akan dipindahkan konsepnya. Kedua, cari kata-kata yang berasal dari
kekayaan bahasa daerah yang ada di wilayah Nusantara yang maknanya sepadan
dengan kata-kata asing yang akan dipindahkan konsepnya. Ketiga, serap
kata-kata asing itu dengan cara
disesuaikan ejaannya sesuai dengan sistem bunyi dan sistem ejaan dalam bahasa
Indonesia. Keempat, pinjam kata-kata asing itu dengan atau tanpa
penyesuaian sistem bunyi dan sistem ejaan dalam bahasa Indonesia.
Selanjutnya, setelah keempat langkah strategis itu dilakukan,
kenalkan kata-kata baru itu melalui pemakaian secara intensif (terus-menerus).
Dalam bahasa tulis, pada proses pengenalan, kata-kata baru itu ditulis dalam catak
miring. Setelah pemakai bahasa Indonesia mengenal kata-kata baru itu dan telah
terbiasa menggunakannya tanpa hambatan dalam proses komunikasi, pada waktu itu
kata-kata tersebut sudah menjadi khazanah kosakata bahasa Indonesia dan cara
penulisannya dalam teks tidak perlu ditulis dalam cetak miring.
Hal lain yang perlu dipahami dengan baik ialah bahwa peraturan atau
kriteria penulisan karya tulis ilmiah dengan menggunakan bahasa Indonesia
sangat berbeda jauh dengan penulisan dengan bahasa Arab. Oleh karena itu,
jangan dicampur-adukkan antara keduanya. Masing-masing mempunyai ciri dan cara
tersendiri.
Demikianlah ulasan tentang ragam bahasa ilmiah beserta ciri-cirinya.
Penulis yakin, bahwa siapapun dia dan bagaimanapun orangnya, jika ia
mengaplikasikan semua hal di atas, maka karya tulis ilmiah yang ditulisnya akan
menjadi karya tulis ilmiah yang baik. Bahkan lebih dari itu, karya tulis
ilmiahnya itu sangat layak untuk ikut lomba.[]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar