# # # # #

Jumat, 13 Januari 2012

Kalimat Majemuk

Dalam menulis sebuah karangan, kita tidak akan pernah lepas dari kalimat majemuk. Kalimat majemuk bisa diartikan sebagai kalimat yang terdiri atas beberapa pola kalimat. Terkadang kita bisa mendapatkan subjek yang berbeda, predikat yang berbeda, objek yang berbeda dalam satu kalimat majemuk.


Contohnya: Meskipun udara dingin menyelimuti kota Madinah, mahasiswa Universitas Islam Madinah bersemangat mengikuti pertandingan sepak bola.
Kalimat di atas terdiri dari dua kalimat, yaitu:
1. Udara dingin menyelimuti kota Madinah.
2. mahasiswa Universitas Islam Madinah bersemangat mengikuti pertandingan sepak bola.

Kita bisa lihat kedua kalimat tersebut memiliki subjek, predikat dan objek yang berbeda. Untuk menggabungkan dua kalimat tersebut kita membutuhkan kata penghubung meskipun. Untuk mengetahui unsur - unsur kalimat di atas, lihatlah penjelasan di bawan ini:
meskipun: kata penghubung
udara dingin: subjek 1
menyelimuti: predikat 1
kota Madinah: objek 1
mahasiswa Universitas Islam Madinah: subjek 2 
bersemangat: keterangan
mengikuti: predikat 2
pertandingan sepak bola: objek 2

Kamis, 12 Januari 2012

Menyusun Sebuah Kalimat

Biasanya sebuah kalimat terdiri dari 2 sampai 4 unsur, yaitu:
1. Subjek, disingkat S
2. Predikat, disingkat P
3. Objek, disingkat O
4. Keterangan, disingkat K


Contoh: Kelompok 1A memenangkan pertandingan sepak bola tadi pagi.
Kelompok 1A: subjek 
memenangkan: predikat
pertandingan sepak bola: objek 
tadi pagi: keterangan waktu


Untuk membuat sebuah kalimat yang bagus dan sesuai dengan kehendak penulis, susunan unsur - unsur kalimat bisa diubah. Kadang subjek ditaruh di tengah kalimat, keterangan malah ada di depan. Hal ini sering terjadi apalagi untuk membuat paragraf yang bagus.


Contoh: Semenjak hari itu, panitia PEKILO mempersiapkan segala hal untuk kesuksesan acara tersebut.
Semenjak hari itu: keterangan waktu
panitia PEKILO: subjek
mempersiapkan: predikat
segala hal: objek
untuk kesuksesan acara tersebut: keterangan

Dukungan mahasiswa Indonesia di Jordan untuk PEKILO 1433

Pekan Kegiatan Ilmiah dan Olahraga (PEKILO) ternyata bukan acara biasa. Gaungnya tidak hanya terdengar di Arab Saudi saja, namun juga sampai ke negeri Jordan. Mahasiswa Indonesia di sana menaruh perhatian khusus terhadap acara ini. Ucapan selamat dan sukses dari mereka selama 15 detik sempat direkam dan dikirimkan ke panitia untuk memberi semangat dan dukungan kepada kita, mahasiswa Indonesia di Universitas Islam Madinah.

Sambutan dari Ketua PPMI Arab Saudi untuk PEKILO 1433

Selama ini, mungkin sebagian orang menilai kegiatan Pekan Kegiatan Ilmiah dan Olahraga (PEKILO) sebagai kegiatan hura - hura dan tidak mendatangkan manfaat sama sekali, bahkan hanya membuat peserta capek atau panitia sibuk di kala ujian. Namun, hal ini ditepis oleh Ketua Perhimpunan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Arab Saudi, Ustadz Ahmad Nizaruddin. Beliau mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan hubungan silaturrahmi antar mahasiswa. Berikut sambutan beliau: 

Rabu, 11 Januari 2012

Trik Menerjemahkan

Pertama, pahami makna satu paragraf penuh atau paling tidak satu kalimat, baru terjemahkan dengan bahasa yang sesuai! 
Menerjemahkan kata perkata hanya akan menjadikan terjemahan menjadi rancu sekaligus sulit difahami.

Kedua, bedakan jenis naskah yg diterjemahkan! 
Untuk menerjemahkan buku atau artikel, harus dibedakan apakah buku tersebut tergolong ilmiah, semi ilmiah, fiksi atau non fiksi.

Ketiga, dalam menerjemahkan carilah padanan kata yang sesuai! 
Setiap bahasa memiliki istilah populer yang digunakan dalam bidang tertentu saja, sementara dalam bidang lain ada istilah tersendiri. Seperti menerjemahkan kata “hubub”, dalam istilah kedokteran diterjemahkan dengan kata pil, sementara dalam istilah pertanian diterjemahkan dengan benih.

Keempat, hindari terjemahan letterlik! 
Seperti menerjemahkan khabar dengan kata 'adalah' atau 'itu', mendahulukan kata kerja dari subjeknya, mengulang kata ganti (dhomir) baik yang tampak maupun tersembunyi, menerjemahkan fi’il mudhari’ (sedang atau akan berlangsung) dengan selalu menggunakan kata 'sedang', fi’il madhi (lampau) dengan kata 'sudah'.

Kelima, hindari pemborosan kata! 
Dalam bahasa Arab seringkali kita temui kata keterangan serupa atau pemakaian kata sinonim yang berguna menguatkan keterangan sebelumnya.

Keenam, gunakan variasi kata! 
Untuk hasil yang lebih indah, penerjemah bahasa bisa mengubah struktur kata dari jumlah ismiyah ke jumlah fi’liyah

Ketujuh, hindari kesalahan fatal! 
Bagi orang yang biasa menerjemahkan dan mempunyai kemampuan bahasa yang mumpuni, bagi penerjemah pemula terlebih dahulu harus mengasah kemampuan bahasa Arabnya sampai melewati standar seorang penerjemah bahasa.

Setelah mengetahui berbagai trik atau langkah-langkah dalam menerjemah, yakinlah bahwa Antum sebenarnya bisa menjadi seorang penerjemah yang profesional. Nah, sebagai langkah awal untuk mewujudkan impian menjadi seorang penerjemah yang profesional, PEKILO UIM 1433 menyediakan wadah untuk mengembangkan hal ini. Kami tunggu partisipasinya. 

Disadur dari berbagai sumber.

Siapa bilang semua orang bisa menerjemahkan?

Menerjemahkan sebuah teks bahasa Arab secara baik dan benar bukanlah pekerjaan yang gampang. Karena salah satu unsur utama untuk bisa menerjemahkan adalah dengan menguasai ilmu alat seperti nahwu, sharaf serta memiliki perbendaharaan kata yang banyak.  Bila ketiga hal tersebut tidak dimiliki oleh penerjemah, hasil terjemahannya akan sangat jauh dari kesesuaian.

Nah, kalau dalam kalangan penuntut 'ilmu syar'i yang notabene kesehariannya bergelut dengan kitab-kitab para ulama, pastinya antum memiliki unsur pokok yang telah disebutkan di atas. Yang artinya, Antum telah memenuhi syarat utama dalam menerjemahkan suatu teks berbahasa Arab. Inilah potensi yang perlu dikembangkan sehingga di kemudian hari bisa menjadi penerjemah yang handal.

Namun, unsur utama tersebut tidak serta merta membuat kita bisa menerjemahkan sebuah teks dengan hasil yang baik, akurat, dan mudah difahami. Ada sejumlah trik-trik tersendiri yang harus diperhatikan. Tidak cukup mengandalkan sebuah kamus dwibahasa sebagai modal penerjemahan. Kamus tersebut hanya digunakan sebagai referensi untuk mendapatkan makna umum. Ketika makna tersebut akan dimasukkan di dalam teks terjemahan, penerjemah harus menyesuaikannya dengan konteks bahasa dari teks asli serta apa yang diinginkan pengarang atau penulis. Jika mengabaikan hal-hal tersebut, hasil terjemahan akan dipenuhi oleh kesalahan.

Langkah Pertama

Untuk memulai menulis karya tulis ilmiah, seorang penulis hendaknya memiliki masalah atau objek kajian yang akan dia bahas. Permasalahan atau objek kajian yang dibahas haruslah mempunyai nilai manfaat untuk orang banyak dan tidak menjiplak karya orang lain. Lebih bagus lagi bila permasalahan tersebut masih 'hangat' diperbincangkan atau masih menjadi 'buah bibir' di masyarakat. Pembaca akan sangat antusias membaca tulisan tersebut.


Di samping itu, yang perlu dipikirkan ialah cara penyelesaian masalah atau lebih dikenal sebagai metode karya ilmiah. Metode apa yang akan dipakai untuk menyelesaikan permasalahan yang ada atau dalam mengkaji sebuah hal. Contohnya dengan menelaah buku - buku yang berkaitan dengan hal tersebut, bisa juga dengan survei, wawancara/interview, atau penelitian di laboratorium apabila diperlukan.


Jika metode yang digunakan ialah dengan menelaah buku - buku atau sumber informasi tulis lainnya, maka yang perlu diperhatikan ialah ketersediaan buku - buku tersebut di sekitar penulis. Jika tidak ada, penulis harus bersusah payah memperoleh buku - buku tersebut walaupun harus dengan membeli. Hal tersebut memang sangat memberatkan, namun, jangan khawatir! Perpustakaan Masjid Nabawi dan perpustakan universitas memiliki banyak sekali koleksi buku yang mungkin belum kita ketahui. Insya Allah, cukup untuk menjadi referensi.



Dari Panitia PEKILO 1433

Panitia menerima segala saran dan kritik yang membangun untuk bersama - sama menyukseskan acara ini dengan sebaik - baiknya. Saran dan kritik bisa disampaikan langsung kepada panitia dengan lisan atau bisa dengan tulisan di grup FB: PEKILO UIM dan juga bisa lewat email resmi: pekilouim@yahoo.com. 


Saran dan kritikan yang membangun dari para ikhwah, sangat kami butuhkan untuk bersama - sama menuju kebaikan dan hal - hal yang lebih baik yang mungkin belum diketahui panitia. Syukran, Jazakumullah khoiran katsiro wa barakumullahu fikum. 

Latar Belakang

Ide pembuatan blog ini berasal dari teman - teman Indonesia di Universitas Islam Madinah yang sebenarnya sangat ingin menyebarkan ilmu lewat tulisan, namun belum memiliki kepiawaian untuk menulis yang bagus. Nah, mumpung ada lomba karya tulis di PEKILO 1433, mereka mengharapkan adanya bimbingan atau pembelajaran gratis secara online atau langsung face to face. Maka, dengan segala kekurangannya blog ini hadir untuk membantu, mengarahkan, membimbing dan mengevaluasi tulisan peserta lomba.


Mudah - mudahan dengan ijtihad Panitia PEKILO ini, gairah kepenulisan mahasiswa Indonesia meningkat sehingga bisa menjadi pendakwah kepada Allah melalui lisan maupun tulisan. Pada akhirnya, cita - cita bersama menghidupkan Islam di bumi pertiwi Indonesia sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah dapat tercapai dengan gemilang.

Selasa, 10 Januari 2012

Catatan Perut

Mungkin sebagian orang akan terasa aneh dan heran mendengar 'catatan perut'. "Perut kok ada catatannya?" Sebenarnya ini merupakan istilah umum dalam kepenulisan ilmiah seperti halnya 'catatan kaki' yang lebih populer. Keduanya adalah bentuk peletakan sumber kutipan atau referensi.


Catatan perut berfungsi sama dengan catatan kaki (footnote) yaitu untuk menegaskan isi uraian atau membuktikan kebenaran yang diajukan oleh penulis berdasarkan bukti - bukti yang diperoleh dari buku, majalah, jurnal, berita, atau referensi yang lain. Kelebihan catatan perut dibandingkan catatan kaki ialah pada kenyamanan pembaca untuk menemukan pokok tulisan secara menyeluruh. 


Dibandingkan dengan catatan kaki yang kadang - kadang mengusik pembaca dengan keterangan di bawah tulisan, catatan perut lebih sederhana dan jelas. Karena pada catatan perut hanya terdapat 3 unsur:
1. Nama belakang pengarang
2. Tahun penerbitan 
3. Nomor halaman


Contoh: 

Pembangunan nasional merupakan pembangunan di segala bidang yang mengarah pada kemakmuran rakyat. Selain menjadi pilar utama pembangunan nasional, pembangunan dalam bidang pendidikan mendorong suksesnya pembangunan di sektor – sektor lainnya. Setiap bangsa tentunya lebih menomorsatukan pembangunan dalam bidang pendidikan bila ingin maju (Isjoni, 2006: 21). Namun, kondisi Indonesia telah amat terpuruk oleh berbagai krisis yang mengakibatkan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia sehingga berdampak pada rendahnya kualitas sumber daya manusia (Surya, 2004: 113).

Perlu diingat cara penulisannya:
buka kurung+nama belakang pengarang+koma+spasi+tahun penerbitan+titik dua+spasi+nomor halaman+tutup kurung

Menentukan Judul

Terkadang seseorang sudah mempunyai masalah untuk dibahas atau sudah mempunyai gambaran apa yang akan ditulis, namun ketika hendak memulai tulisan jarinya kaku, 
"Apa judulnya yang pas?" gumamnya.


Sebenarnya judul tidak harus ditentukan terlebih dahulu sebelum memulai tulisan, sebagian penulis malah menentukan judul tulisannya setelah selesai menulis. Jadi, jangan terburu - buru menentukan judul! Pikirkanlah baik - baik seraya menimbang kesesuaiannya dengan isi dan pembaca.


Mengapa seperti itu? 
Karena judul ialah kalimat pertama yang dibaca oleh sang pembaca. Jika judulnya baik dan menarik, pembaca akan bersemangat meneruskan bacaannya ke isi tulisan. Sebaliknya, jika judulnya biasa - biasa saja bahkan terkesan ketinggalan zaman, pembaca akan cenderung malas membaca isi tulisan. Judul merupakan sebuah pemikat.


Sebuah judul yang bagus biasanya mempunyai ciri - ciri sebagai berikut:
1. Ditulis seringkas mungkin.
2. Tepat mewakili seluruh tulisan.
3. Tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda dengan apa yang diinginkan penulis. 
4. Menarik, sesuai dengan kecenderungan pembaca.

    Definisi Karya Tulis Ilmiah

    Sebagian orang mengartikan 'karya tulis ilmiah' sebagai sebuah tulisan yang menggunakan referensi beberapa buku atau referensi yang lain tanpa harus mengikuti sistematika atau metode penulisan. Ada juga yang berpendapat bahwa karya tulis ilmiah itu cukup dengan penyertaan dalil - dalil saja tanpa menyebutkan sumber dalil tersebut. Bagi segelintir orang, karya ilmiah itu sama dengan karya non-ilmiah, yang penting enak dibaca dan bermanfaat.


    Tentunya beberapa pendapat di atas tidak dapat disalahkan karena kata 'ilmiah' sebagai sifat dari 'karya tulis' juga bermakna banyak. Terlepas dari semua itu, panitia PEKILO tahun ini menyelenggarakan lomba karya tulis ilmiah dengan menggunakan metode atau aturan yang sudah umum dipakai dalam lomba - lomba karya ilmiah tingkat nasional maupun internasional. Yaitu sebuah karya tulis yang mengkaji sebuah hal atau menyelesaikan sebuah permasalahan dengan menggunakan aturan - aturan yang ditetapkan oleh panitia. Biasanya, lomba seperti ini diikuti dengan presentasi atau pemaparan isi karya tersebut. Kegiatan tersebut juga sering disebut dengan muktamar, konferensi, atau seminar.


    Maka, tentu sangat beruntung bagi mahasiswa Universitas Islam Madinah yang mengikuti perlombaan ini. Di samping ilmunya bertambah, kemampuan menulis secara ilmiahnya pun juga ikut bertambah.

    Isi Sebuah Abstrak

    Abstrak biasanya berisi alasan singkat mengapa memilih judul atau tema yang akan dibahas. Alasan tersebut diiringi dengan tujuan pembahasan. Selain itu, penulis menyampaikan berbagai masalah yang akan dibahas secara ringkas serta tindakan apa saja yang penulis lakukan berkenaan dengan penyelesaian masalah tersebut. Di penghujung abstrak, terdapat beberapa hasil dari proses penyelesaian masalah yang lebih dikenal dengan 'kesimpulan'.


    Jadi, abstrak yang bagus mengandung unsur - unsur berikut:

    1. Alasan pemilihan judul
    2. Tujuan Pembahasan
    3. Masalah yang akan dibahas
    4. Metode penyelesaian / pengkajian masalah
    5. Hasil penyelesaian masalah

    Bagaimana menulis 'abstrak' yang bagus itu?

    Sebuah abstrak yang bagus disyaratkan dapat menarik pembaca untuk membaca isi karya tulis seluruhnya. Dengan bahasa yang tegas, seorang penulis menawarkan karyanya tersebut tanpa harus 'memaksa' pembaca dengan kata - kata ajakan atau himbauan. Pilihan kata di dalamnya juga tidak boleh bersifat perintah, dukungan, dan harapan.


    Melalui abstrak yang ringkas, seorang penulis hendaknya dapat menyakinkan pembaca bahwa karyanya itu penting dan sangat layak untuk dibaca. Seorang penulis harus jeli memilih susunan kalimat atau paragraf, sehingga pembaca akan 'jatuh cinta' kepada karya tulisnya walau hanya melalui abstrak.


    Senin, 09 Januari 2012

    Apakah 'abstrak' itu?

    Dalam sebuah karya tulis ilmiah, abstrak merupakan ulasan singkat mengenai apa yang telah ditulis oleh penulis dalam karya tulisnya. Sehingga dengan hanya membaca abstrak, seorang pembaca akan mengetahui apa isi karya tulis tersebut. Walaupun demikian, kesimpulan atau hasil pembahasan tidak disebutkan dalam abstrak secara mendetail. 


    Sebuah abstrak harus ditulis dengan jelas dan ringkas, biasanya abstrak dibatasi maksimal 200 atau 250 kata. Dalam lomba karya tulis kali ini, panitia membatasi sampai 200 kata. Bagaimana cara menghitungnya? Bila ditulis menggunakan komputer pada program Microsoft Word, cukup dengan meng-blok semua tulisan abstrak. Akan muncul di pojok kiri bawah, tepatnya di samping Page NumberWord Count Dialog yang akan menunjukkan jumlah kata yang telah di-blok.
    Lingkaran merah di atas ialah tempat munculnya Word Count Dialog yang menunjukkan jumlah kata yang di-blok. Mudah, bukan?